Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Pertobatan Paulus "Si Antagonis Yang Ditangkap Allah"

Kisah Pertobatan Paulus "Si Antagonis Yang Ditangkap Allah"

Sebagian besar surat dalam Perjanjian Baru ditulis oleh dirinya – setidaknya 1/3 dari surat-surat dalam Perjanjian Baru ditulis oleh dia atau mengenai dia. Dia memiliki pengaruh dalam 2000 tahun sejarah gereja – dialah Rasul Paulus.

Sebelum mengalami pertobatan namanya adalah Saulus (yang bunyinya berdekatan dengan Saul), yang berarti “diminta demi Allah, atau yang diinginkan”. Nama Yunaninya adalah Paulus, yang biasa digunakan sebagai nama panggilannya. Perubahan nama ini menunjukkan bahwa ada kerendahatian dalam diri Paulus setelah peristiwa pertobatannya itu (disadur dari buku; Strategi Misi Paulus oleh Jonar Situmorang).

Dia berasal dari suku Benyamin, salah satu suku yang hampir musnah di dalam kitab Hakim-Hakim, tetapi walaupun demikian suku ini tetap bertahan. Melalui suku yang hampir punah dan kecil ini nantinya akan lahir raja pertama Israel yaitu Saul.

Dia adalah seorang Yahudi yang taat, dia bangga menjadi orang Yahudi (yang adalah umat pilihan Allah), dia dibesarkan pada kepercayaan kepada Allah Israel (YHWH) dan Allah adalah yang terpenting di dalam hidupnya, meskipun dia salah jalan dengan berpikir bahwa dengan menyiksa orang-orang Kristen (Pengikut Jalan Tuhan) dia sudah melayani Allah.

Dia belajar tentang Yudaisme dengan sungguh-sungguh di bawah bimbingan Gamaliel – seorang guru besar dan terkemuka di zaman itu. Dia sangat maju diantara rekan-rekannya yang lain. Tentang hal ini Paulus memberi kesaksian bahwa; sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang rajin memelihara adat istiadat moyangku.

Dia begitu aktif dan sengit serta berusaha untuk membinasakan salah satu ajaran yang baru muncul “Pengikut Jalan Tuhan” – hal ini berbeda dengan gurunya Gamaliel seorang yang toleran dan berwawasan luas, tentang pengikut Jalan Tuhan, ia berpendapat bahwa; Jangan bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.

Pikiran dan Sikap Paulus berbeda dengan gurunya (Gamaliel), ia beranggapan bahwa ajaran baru ini sangat berbahaya dan perlu dimusnahkan – ajaran baru ini adalah ancaman terbesar bagi agama Yahudi dan ia memberi diri dan bekerja keras untuk memusnahkannya.

Allah kerap kali bekerja jauh lebih banyak dari apa yang kita pikirkan termasuk di dalamnya sikap antagonis, ketimbang ketidakpeduliaan atau semacam kebijaksanaan. Di dalam kemahakuasaan Allah dia sedang mereka-rekakan sesuatu yang baik untuk orang pilihan-Nya – PAULUS.

Sekali lagi, lihatlah penghujat dan penganiaya yang akan menghabiskan gereja mula-mula dan yang hidup untuk mengancam dan membunuh, ketika Kristus menjumpainya dalam perjalanannya menuju Damsyik. Yesus yang menjumpainya masih Yesus yang sama. Perhatikan dan dengarkanlah apa yang Ia katakan – “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”

Ia bisa saja menghempaskannya ke tanah dengan sebuah pandangan atau menghembuskan nafas, tetapi sebaliknya, hati Anak Allah digerakkan oleh belas kasihan dan Ia berteriak, “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”

Jika ada seorang penganiaya di sini malam ini, saya ingin bertanya kepada anda, orang berdosa; Ia mengasihi anda, penganiaya! Anda tidak akan pernah menerima apapun kecuali kebaikan dan kebenaran dan kasih dari-Nya.

Saulus berteriak, “siapakah Engkau?” dan Ia menjawab, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu; sukar bagimu untuk memprotes secara sia-sia. Sukar untuk menentang seorang Sahabat yang baik, untuk bergumul terhadap Dia yang mengasihimu seperti Aku.”

Saulus si penganiaya itu jatuh ke tanah dan berseru, “Tuhan, apa yang Tuhan ingin aku lakukan?” Dan ketika Tuhan memberitahukannya, ia pergi dan melakukannya - Tuhan menyertainya. Disadur dari “Karya-Karya Klasik Terbaik – The D. L. Moody Collection” oleh James S. Bell, Jr ”

Dialah satu-satunya Rasul yang kisah Pertobatannya di catat di dalam kitab Suci dan kita membacanya sampai hari ini. Berikut Kisah Pertobatan Rasul Paulus.

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"

Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."

Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.

Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."

Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.

Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?"

Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.

Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia.

Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.

Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.

Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.

Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.

Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Paulus Menceritakan Ulang Pertobatannya Di Hadapan Agripa

Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:

"Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.

Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita.

Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,

dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?

Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.

Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."

"Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.

Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.

Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.

Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 

Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar.

Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Posting Komentar untuk "Kisah Pertobatan Paulus "Si Antagonis Yang Ditangkap Allah" "