Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saat Teduh - Renungan Harian; Ibrani 11:6 (Oswald Chambers)

 

Saat Teduh - Renungan Harian; Ibrani 11:6 (Oswald Chambers)

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (TB), Tanpa beriman, tidak seorangpun dapat menyenangkan hati Allah (BIMK), saudara tidak mungkin menyukakan hati Allah tanpa iman, tanpa bergantung pada-Nya (FAYH) — Ibrani 11:6.

Iman selalu bekerja dengan cara yang unik dan pribadi karena Allah bertujuan melihat iman yang sempurna dinyatakan dalam anak-anak-Nya -- yang selalu mengutamakan Yesus Kristus. Dan, Allah membawa kita ke dalam situasi-situasi khusus untuk melatih iman kita.

Iman

Pendapat bahwa iman berlawanan dengan akal sehat adalah pikiran sempit dan antusiasme yang salah. Dan, pendapat bahwa akal sehat berlawanan dengan iman menunjukkan suatu penempatan yang salah pada nalar sebagai dasar bagi kebenaran.

Kehidupan iman membawa keduanya, yaitu iman dan akal sehat, dalam hubungan yang seimbang dan tepat. Akal sehat dan iman adalah hal yang berbeda satu dengan lainnya, seperti kehidupan jasmani dan kehidupan rohani, atau seperti dorongan hati (impulsiveness) dan ilham (inspiration).

Tidak ada hal yang pernah dikatakan Yesus yang dimaksudkan untuk akal sehat, tetapi sebagai wahyu atau penyataan yang sempurna, yang tidak dapat dijangkau akal yang terbatas.

Namun, iman harus diuji dan dicobai sebelum iman menjadi nyata dalam kehidupan Anda. “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan ...” (Roma 8:28) sehingga tidak peduli apa yang terjadi, kuasa pengubahan dari pemeliharaan Allah mengubah iman yang sempurna menjadi realitas.

Iman selalu bekerja dengan cara yang unik dan pribadi karena Allah bertujuan melihat iman yang sempurna dinyatakan dalam anak-anak-Nya. Untuk setiap detail dari akal sehat dalam kehidupan, terdapat kebenaran yang telah Allah ungkapkan, yang melaluinya kita dapat membuktikan keberadaan Allah dalam pengalaman nyata atau praktis.

Iman adalah prinsip aktif yang dahsyat, yang selalu mengutamakan Yesus Kristus. Kehidupan iman berkata, “Tuhan, Engkau telah mengatakannya. Tampaknya irasional dan tidak masuk akal, tetapi saya tetap percaya dan beriman teguh dalam firman-Mu,” (contohnya, lih. Matius 6:33).

Menerapkan iman intelektual menjadi iman milik pribadi kita selalu merupakan perjuangan, tidak hanya kadang-kadang. Allah membawa kita ke dalam situasi-situasi khusus untuk melatih iman kita menjadi iman yang nyata bagi kita. Sebelum kita mengenal Yesus, Allah semata-mata sebuah konsep dan kita tidak dapat mengimani Dia.

Namun, sekali kita mendengar Yesus berfirman, “Siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9), kita segera mempunyai sesuatu yang nyata, yang riil, dan iman kita tidak terbatas.

Iman adalah keseluruhan pribadi dalam hubungan yang benar dengan Allah melalui kuasa Roh Yesus Kristus.

Refleksi Untuk Kita Semua

Sepanjang kita membaca akan kitab Suci khususnya di dalam Ibrani 11 kita akan mendapati saksi-saksi iman, mereka adalah orang-orang biasa seperti anda dan saya yang memutuskan untuk menyerahkan hidupnya serta tunduk kepada Tuannya.

Sebut saja Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Sara, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Rahab dan masih banyak lagi – dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceritakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para Nabi (Ibr 11:32).

Di dalam Ibrani 11 juga kita belajar bahwa iman selalu berjalan beriringan dan sepaket dengan ketaatan - iman bersifat pribadi tidak dapat diwakilkan. Artinya masing-masing orang bertanggungjawab dan memiliki kesempatan yang sama untuk bertemu dan mengenal Kristus yang adalah pemilik iman itu sendiri.

Iman bertumbuh karena pengenalan akan Kristus - iman kita adalah iman yang dianugerahkan oleh-Nya. Iman bukanlah sesuatu yang dapat dihasilkan oleh seseorang yang berada di luar Kristus, iman berada di dalam Kristus dan kasih karunia-Nya, Iman bertumbuh karena pengenalan akan Kristus yang semakin nyata setiap harinya.

Iman tidak dapat dibendung atau dikungkung oleh apapun, termasuk di dalamnya situasi-situasi sukar yang kita hadapi. Para saksi-saksi iman memberi tahu kita bahwa di dalam situasi terpurukpun iman mereka terus bertumbuh, mereka menyadari bahwa Allah sedang memakai situasi itu untuk mempertajam akan mata batiniah mereka.

Karena iman bersifat pribadi maka masing-masing orang perlu mengusahakan akan pertumbuhannya di dalam karunia dan belas kasih-Nya – iman bertumbuh beriringan dengan pengenalan akan Kristus. Semakin dalam pengenalan kita akan Dia, semakin dalam pula iman kita dibangun di dalam Dia.

Iman dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk kemuliaan nama-Nya, tidak sekali-kali untuk kemuliaan nama kita. Iman bergerak di dalam diri kita dan untuk kemuliaan Kristus semakin nyata di bumi.

Para saksi iman telah selesai membangun cerita iman mereka bersama dengan-Nya, kini tiba saatnya anda dan saya membangun akan kisah hidup beriman yang nyata dan otentik dalam pengalaman dan perjalanan hidup bersama dengan Dia.

Allah tidak hanya sebatas teori – Ia perlu dialami oleh setiap pengikut-pengikutNya, begitupun juga dengan iman – iman perlu dialami di dalam kehidupan setiap pengikut Kristus sehingga pada akhirya iman kita menjadi iman yang nyata di dalam Dia.

Bacaan perikop di atas versi aslinya memakai terjemahan TB sedangkan versi BIMK dan FAYH merupakan tambahan penulis.

Posting Komentar untuk "Saat Teduh - Renungan Harian; Ibrani 11:6 (Oswald Chambers)"