Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan - Khotbah Filipi 3:10-11 Kerinduan Orang Percaya Yang Kudus

 

Renungan - Khotbah Filipi 310-11 Kerinduan Orang Percaya Yang Kudus

Seseorang dapat memulai pencarian (rohani) dengan menemukan hasrat hatinya, baik secara personal maupun secara komunal. Roh mengungkapkan diri melalui harapan kita yang tulus bagi diri kita sendiri dan dunia. Seberapa besarkah nyala api dari hasrat akan hubungan kasih dengan Tuhan, dengan orang lain dan dengan dunia? Apakah kita sadar bahwa mengingini dan mencari Tuhan adalah sebuah pilihan yang selalu tersedia bagi kita?. Elisabeth D. Reyer

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Fil 3:10-11).

Ayat yang kita baca di atas merupakan pernyataan kerinduan terbesar seorang Rasul Paulus di dalam perjalanan rohaninya bersama Kristus. Jika kita membaca di ayat-ayat sebelumnya kita akan mengetahui dengan jelas siapakah sosok Paulus sebelum ia ditangkap oleh Kristus “Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (Fil 3:6).

Kehidupan Paulus berubah seratus delapan puluh derajat setelah dirinya ditangkap oleh Kristus. Segala hal yang dulu dianggapnya sebagai suatu prestasi atau keuntungan sekarang dianggapnya sebagai sampah karena pengenalan dia akan Kristus.

Kristus datang ke hidupnya dan mengubah akan arah kehidupan seorang yang sangat berbahaya bagi orang-orang Kristen masa itu, lebih dari itu Ia tidak hanya mengubah orang itu tetapi juga memakainya menjadi alat-Nya. Kehidupan Paulus mengalami transformasi batiniah yang begitu dalam, membangkitkan kerinduan, kemauannya untuk lebih mengenal akan Kristus.

Kini hasrat dan arah hidupnya telah berubah, hal-hal yang dulunya merupakan keuntungan baginya sekarang dianggap seperti “sampah” yang tidak layak ia sentuh atau ia beri perhatian khusus. Inilah cara Allah, cara Allah memakai dan mengubah seorang anak manusia.

Allah tidak segan-segan memberinya pengertian baru dan pengejaran akan hal baru bahkan yang kekal dan membuatnya melihat dengan jelas bahwa tawaran yang Allah beri merupakan satu keuntungan besar di bandingkan dengan apa yang ia kejar dan ingin ia capai dengan kekuatannya sendiri dan demi nama pribadinya.

Meskipun tawaran itu mulia, namun tidaklah mudah untuk menjalaninya seorang penulis Kristen menuliskan bahwa “Kekristenan bukannya belum dicoba dan ditemukan kurang, tapi ditemukan sulit dan tidak dicoba” (G.K Chersteston dalam buku Membangkitkan Kembali Semangat Disiplin Rohani, Dallas Willard). Terlepas dari penulis ini sedang bercanda atau serius, namun kita memetik buah kebenaran dari apa yang ingin ia sampaikan yaitu “harga dari menjadi seorang murid Kristus”.

Harga dari menjadi seorang murid Kristus tidak dapat dirincikan satu per satu atau item per item, dengan kata lain ada bagian yang kita masukkan sebagai harga dari mengikut Kristus dan bagian yang lain adalah harga untuk diri kita, panggilan kekristenan tidaklah demikian. Harga menjadi seorang Kristen yang taat adalah “Segalanya adalah milik Kristus dan untuk Kristus”

Karena jauh sebelum kita memperhitungkan harga menjadi seorang murid Kristus, Kristus telah lebih dulu memberi darahNya untuk kita, jauh sebelum kita mempertimbangkan untuk menjadikan segala yang kita miliki adalah milik Dia, Dia telah lebih dahulu memberi diriNya untuk kita.

Jauh sebelum kita memiliki kerinduan untuk bersekutu denganNya, Ia telah lebih dahulu memberi diriNya disalib untuk mempersatukan kita dengan BapaNya dan jauh sebelum kita terpikirkan untuk mendedikasikan hidup ini seutuhnya untuk Dia dan pekerjaanNya, Ia telah lebih dahulu melayani kita dan mendedikasikan hidupNya seutuhnya dan berakhir di salib untuk kita yang tidak layak.

Kerinduan yang besar akan pengenalan terhadap Allah dan kesediaan untuk membayar harga untuk panggilanNya merupakan luapan sukacita yang berkobar-kobar dari renung hati setiap orang Kristen sebagai ekspresi sukacita batin karena telah memahami apa yang Allah sudah kerjakan kepada kita melalui anakNya Yesus Kristus.  

Kerinduan rasul Paulus-pun begitu menyala-nyala setelah mengalami transformasi dari Allah, hingga ia dengan percaya diri mendeklarasikan pernyataan kerinduan atau keinginan terbesar dia di dalam perjalanan rohaninya kepada orang-orang Filipi dengan berkata Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya

Dari pernyataan Paulus kita bisa belajar beberapa point yang akan menjadi pegangan atau hasrat yang perlu kita kobarkan atau kita beri perhatian khusus dalam perjalanan rohani kita bersama dengan Kritus;

Kerinduan Untuk Mengenal Kristus

Paulus menuliskan hal ini dengan frasa Yang kukehendaki ialah mengenal Dia bagi Paulus tidak ada kerinduan ataupun keinginan yang lebih penting dan utama selain keinginan atau kerinduan untuk mengenal Kristus. Pertemuan dia dengan Kristus mengubah akan segala hal di dalam hidupnya serta membuat Paulus semakin hari semakin jatuh cinta kepada Kristus. Tidak ada hal lain yang mampu dan dapat menarik perhatiannya dari konsen utamanya.

Pengenalan dirinya akan Kristus menjadi perhatian utama dalam semua bingkai kehidupannya. Pengenalan akan Kristus bukanlah bersifat pasif tetapi aktif, dimana ada usaha, kerja keras, harga yang harus dibayar serta berusaha untuk menyingkarkan hal-hal yang tidak membawa nilai tambah bagi pengenalan dia akan Kristus.

Dalam hal ini “sepertinya” terdapat seleksi dari setiap apa yang akan menjadi kegiatannya. Kita bisa melihatnya ketika ia menuliskan bahwa “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun (1 Kor 6:13)”. Dan “Kata orang, "Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau." Benar! Tetapi tidak semua yang kita mau itu berguna. "Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau" -- tetapi tidak semua yang kita mau itu membangun kehidupan kita (1 Kor 10:23 fersi BIMK).

Paulus “seperti” memiliki daftar apa saja hal-hal yang perlu ia lakukan dalam hidupnya dan yang berguna serta menunjang, melindungi perjalanan rohaninya bersama Kristus. Hanya demikian usaha dia untuk mengenal akan Kristus dapat tercapai – “Saya tidak bermaksud mengatakan, bahwa saya sudah sempurna. Sampai sekarang masih banyak yang harus saya pelajari. Tetapi saya berusaha terus hingga akhirnya saya menjadi seperti yang diinginkan oleh Kristus, yang telah menyelamatkan saya (1 Kor 3:12 FAHY).

Kerinduan yang sama pula yang mestinya ada di dalam kerinduan batin kita. mungkin kerinduan ini telah berulang-ulang kali muncul di dalam relung batin kita, tapi kita malah mengabaikan teriakan suci ini dan menggantikannya dengan hal-hal yang lain atau kerinduan itu memang tidak ada di dalam batin kita?

Mari kita memeriksa batin kita apakah kerinduan akan Allah masih tumbuh di sana atau terdapat apa yang saat ini dianggap Paulus sebagai sampah?

Kerinduan Untuk Mengenal Kuasa KebangkitanNya

Kerinduan Paulus untuk mengalami akan kuasa kebangkitan Kristus merupakan kerinduan atau hasrat tertinggi dari semua pencariannya. Kerinduan ini tidaklah merujuk pada aspek fisik tetapi lebih kepada aspek batiniah (rohaniah) yang terjadi di dalam diri seseorang, aspek yang tidak ada seorangpun dapat memuaskannya dengan benda atau materi apapun itu.

Aspek ini hanya dapat dipuaskan oleh Roh Kristus dan jika kita ingin memiliki Kristus atau mengalami Kristus kekuatan batiniah inilah yang mestinya tumbuh dalam diri kita. dan semakin kita mengalami kuasa kebangkitan Kristus, kitapun semakin memiliki Dia dan mengalami Dia dalam kehidupan kita.

Ada kuasa di balik Kematian Kristus yaitu kebangkitanNya. KebangkitanNya menunjukkan bahwa Ia tidak dapat takluk kepada kematian, Ia telah mengalahkan maut dan dosa. KebangkitanNya menunjukkan bahwa Ia menang atas maut tidak hanya itu saja, kebangkitanNya juga memberi hidup kepada orang-orang percaya. Kuasa kebangkitanNya memberi semangat dan kerinduan baru bagi orang-orang percaya untuk tidak takluk kepada dosa tetapi menang terhadapnya.

Kuasa kebangkitan Kristus telah memerdekakan kita dari dosa dan kuasa itu telah dimanifestasikan kepada setiap orang percaya untuk berani bersaksi bagiNya.

Paulus menuliskan kepada jemaat-jemaat di Roma dan kepada kita hari ini dengan berkata “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu (Rm 8:11).

Kerinduan Untuk Bersatu Di Dalam PenderitaanNya

Di dalam terjemahan yang lain fersi FAYH frasa ini diterjemahkan dengan “serta untuk mengerti apakah artinya menderita dan mati bersama dengan Dia”. Frasa ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Kristus tentang syarat-syarat mengikut Dia di dalam “Lukas 9:23, Kata-Nya kepada mereka semua:” Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Bagi saya ini merupakan tulisan paling agung nan penuh kejujuran yang pernah saya baca – seorang anak manusia yang telah diubahkan hidupnya berusaha keras untuk mengerti atau memahami lebih dekat bagaimana penderitaan yang dialami oleh pribadi yang telah mengubah hidupNya ini. Ini merupakan kerinduan yang kudus dan suci, kerinduan yang hanya dipuaskan oleh Kristus.

Kerinduan dimana Paulus menunjukkan akan kesungguhan hatinya untuk serupa dengan Kristus, Ia tidak memilih untuk serupa dengan Kristus ketika di masa-masa suka, ataupun di masa-masa yang mengenakkan tetapi di masa-masa penderitaanNya. Hanya dengan demikian ia dapat memahami lebih dekat akan apa yang telah Kristus kerjakan bagi dirinya.

Anda dan saya apa yang menjadi kerinduan hati ini hari ini? Jika kita berkata jujur kerap kali kita menginginkan atau lebih merindukan berkat Allah ketimbang Allah itu sendiri.

Kita ingin serupa denganNya hanya pada bagian-bagian yang menyenangkan, kita tidak ingin membayar harga dan mungkin benar adanya apa yang dikatakan oleh G.K Chersteston bahwa “kekristenan ditemukan sulit” karena harganya mahal “Bersatu di dalam Penderitaan”

-      Kerinduan Untuk Mengenal Kristus

-      Kerinduan Untuk Mengenal Kuasa KebangkitanNya

-      Kerinduan Untuk Bersatu Di Dalam PenderitaanNya

Kiranya 3 Point renungan singkat  diatas ini memberi warna baru dalam perjalanan rohani dan kehidupan kekristenan kita. Bahwa sesungguhnya Kristus tidak menawarkan jalan pintas nan instan, tetapi sebaliknya – “Serta untuk mengerti apakah artinya menderita dan mati bersama dengan Dia”

Pertanyaan Refleksi bagi kita; Apa kerinduan terbesar kehidupan Kristen kita hari ini?

Posting Komentar untuk "Renungan - Khotbah Filipi 3:10-11 Kerinduan Orang Percaya Yang Kudus"