Renungan Harian - Saat Teduh; 1 Yohanes 2:2 (Oswald Chambers)
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. — 1 Yohanes 2:2
Kunci sesungguhnya pesan atau berita pengabar Injil ialah
pengampunan dan pemulihan Kristus yang tidak terbatas -- “pendamaian untuk
segala dosa kita”. Seorang pemberita Injil ialah seseorang yang terikat pada
tugas dan tujuan yang telah ditetapkan Tuhan dan Gurunya.
Kunci
dalam Pesan atau Berita
Pengabar Injil
Kunci berita atau pesan pengabar Injil ialah
pendamaian dari Yesus Kristus, yaitu pengorbanan-Nya bagi kita yang sepenuhnya
meniadakan murka Allah. Pandanglah setiap aspek karya Kristus, baik berupa
penyembuhan, penyelamatan, ataupun pengudusan, dan Anda akan melihat bahwa
tidak ada sesuatu pun yang tidak terbatas mengenai hal itu. Akan tetapi, “Anak
domba Allah yang menghapus dosa dunia!” -- itu tidak terbatas (Yohanes 1:29).
Berita atau pesan pengabar Injil adalah arti
penting dan tidak terbatas dari Yesus Kristus sebagai pendamaian untuk segala
dosa kita. Seorang pengabar Injil ialah seseorang yang terbenam dalam kebenaran
penyingkapan atau wahyu tersebut. Kunci sesungguhnya berita pengabar Injil
ialah aspek pengampunan dan pemulihan (“remissionary” aspect) kehidupan
Kristus, bukan kebaikan-Nya, kebajikan-Nya, atau bahkan pengungkapan-Nya
tentang kebapaan Allah kepada kita. “... berita tentang pertobatan untuk
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa (Lukas 24:47). Berita
terbesar yang arti pentingnya tidak terbatas ialah bahwa “Dialah pendamaian
untuk segala dosa kita ....”
Berita pengabar Injil
tidak mengistimewakan bangsa atau perorangan; ia itu “untuk seluruh dunia”.
Bila Roh Kudus masuk ke dalam diri saya, Roh tersebut tidak mempertimbangkan
selera atau pilihan kesenangan saya. Dia hanya mengantar saya ke dalam kesatuan
dengan Tuhan Yesus. Seorang pengabar Injil ialah seseorang yang terikat pada
tugas dan tujuan yang telah ditetapkan Tuhan dan Gurunya. Dia tidak boleh
memberitakan sudut pandangannya sendiri, melainkan hanya memberitakan “Anak
domba Allah”.
Lebih mudah masuk ke
dalam kelompok orang-orang yang hanya memberitakan tentang “karya yang telah
dilakukan Yesus Kristus bagi diri saya”, dan lebih mudah untuk menjadi seorang
“penggemar” kesembuhan ilahi, atau paham pengudusan tertentu, atau baptisan Roh
Kudus. Akan tetapi, Paulus tidak menyatakan, “Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan karya yang telah dilakukan Kristus bagiku,” tetapi “Celakalah aku,
jika aku tidak memberitakan Injil!” (1 Korintus 9:16).
Dan inilah Injil --
“Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia!”
Refleksi Bagi Kita Semua
Kerap kali ada kecenderungan untuk bersikap legalism – kita berpikir
bahwa dengan mentaati dan menjauhkan diri dari semua yang telah ditetapkan dan
dilarang oleh Allah, maka kita akan dibenarkan atau lebih tragis lagi kita merasa
benar, merasa suci dan segala perasaan tinggi lainnya.
Ketika perasaan ini tumbuh sebenarnya kita tidak sedang baik-baik saja. Kita
perlu mengingat kembali akan esensi kehidupan kemanusiaan kita tanpa Kristus.
kita adalah seorang yang bebal, durhaka, melawan, berkhianat dan hasilnya
adalah hukuman kekal.
Kabar baiknya adalah – Kristus datang dan mendamaikan kita dengan Bapa-Nya.
Ia memulihkan kita, Ia menyembuhkan kita dari segala ketidakbenaran hidup kita
- seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak (Rm 3:10)
- Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari
Allah (Rm 3:11. Inilah fakta kehidupan kita sebelum Kristus mendamaikan kita
dengan Bapa-Nya, Ia datang dan membawa kita kembali ke dalam persekutuan yang ilahi,
persekutuan yang kudus dan lebih dari itu kita boleh menghadap tahta hadirat
Bapa-Nya.
Allah merancangkan atau mendesain dengan begitu rupa akan jalan
keselamatan kita sehingga tidak ada cela yang mana kita dapat berkata “ini karena
apa yang aku lakukan bagi Dia, ini karena ketaatanku pada-Nya, ini karena
sedekahku bagi orang miskin, ini karena kesalehanku”.
Tidak ada ruang bagi kita untuk mengatakan hal-hal ini apalagi
memegahkan diri, penulis kitab Efesus memberi tahu kita bahwa “Karena
kemurahan-Nya, Saudara diselamatkan karena iman kepada Kristus. Bahkan
iman itu pun bukan dari Saudara sendiri, melainkan juga merupakan suatu karunia
dari Allah. Keselamatan bukanlah upah perbuatan baik yang kita lakukan,
sehingga tidak seorang pun di antara kita dapat menyombongkannya. Allah
sendirilah yang menjadikan keadaan kita seperti sekarang ini dan memberi kepada
kita hidup baru dari Kristus Yesus. Sejak dahulu sudah direncanakan-Nya
agar hidup ini kita pakai untuk melakukan perbuatan yang baik (Ef 2:8-10 FAYH).
Allah yang berbelas kasih – hati-Nya tidak dapat diselami, Ia datang dan
memulihkan kita ketika kita masih berdosa. Tidak ada hal baik yang Ia liat di
dalam diri kita ataupun yang Ia dapati diantara anak-anak manusia, tetapi di
dalam belas kasihnya Ia merajut kembali hubungan yang telah dinodai oleh dosa –
Ia membawa kita kembali ke tahta suci-Nya.
Inilah inti dari pemberitaan Injil – kesaksian kita tertuju kepada Dia
dan hanya tentang Dia. Dia yang telah memberi diri-Nya, nyawa-Nya untuk
menggantikan posisi kita di salib. Sebelum kita terpikir untuk menjadi saksi-Nya,
Ia sudah terlebih dahulu menjadi saksi bagi kita dengan nyawa-Nya.
Alkitab menyatakan bahwa Allah bukan saja Roh atau Pribadi, tetapi juga Pribadi yang kudus dan benar. Dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu Allah menyatakan diriNya sendiri sebagai Allah yang…kudus dan sempurna… dalam kekudusan Allah kita mendapatkan alasan mengapa Kristus telah mati. kekudusanNya menghendaki hukuman yang paling tepat untuk dosa, dan kasihNya telah menyediakan Yesus Kristus untuk membayar hukuman ini dan menyediakan keselamatan bagi manusia. Billy Graham
Posting Komentar untuk "Renungan Harian - Saat Teduh; 1 Yohanes 2:2 (Oswald Chambers)"