Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayat Alkitab - Renungan Harian; Yohanes 6:67 (Charles H. Spurgeon)

Ayat Alkitab - Renungan Harian; Yohanes 6:67 (Charles H. Spurgeon)
  

Apakah kamu tidak mau pergi juga? (TB), Apakah kalian juga mau meninggalkan Aku? (BIMK), Apakah kalian juga akan pergi? (FAYH) Yohanes 6:67.

Banyak orang telah meninggalkan Kristus, dan tidak lagi berjalan bersama-Nya; tetapi apakah alasanmu untuk berpindah? Apakah alasannya ada pada masa lampau? Tidakkah Yesus telah membuktikan diri-Nya maha mencukupi? Pagi ini Dia bertanya—”Sudahkah Aku menjadi padang gurun bagi engkau?” [Yeremia 2:31]

Saat jiwamu percaya saja kepada Yesus, pernahkah engkau dikecewakan? Tidakkah sampai sekarang engkau mendapati Tuhanmu sebagai sahabat yang berbelas kasihan dan murah hati, dan bukankah iman yang sederhana kepada Dia telah memberikanmu segala damai sejahtera yang diinginkan rohmu?

Apakah engkau dapat membayangkan memiliki teman yang lebih baik daripada Dia? Maka itu janganlah mengganti yang sudah tua dan teruji dengan yang baru namun palsu.

Bagaimana dengan saat ini, apakah itu dapat mendesakmu untuk meninggalkan Kristus? Ketika kita ditimpa kesusahan oleh dunia ini, atau dengan ujian yang lebih keras dari dalam Gereja, kita menemukan bahwa menyandarkan kepala kita pada pangkuan Juruselamat kita adalah hal yang penuh berkat.

Inilah sukacita yang kita miliki hari ini ketika kita diselamatkan dalam Dia; dan jika sukacita ini memuaskan, apa yang dapat menyebabkan kita ingin berpindah? Siapa menukar emas dengan sampah?

Kita tidak membuang matahari hingga menemukan terang yang lebih baik, dan juga tidak akan meninggalkan Tuhan kita sampai ada kekasih yang lebih cerah; dan, karena ini adalah hal yang mustahil, kita akan memegang Dia dengan genggaman yang kekal, dan mengukir nama-Nya sebagai meterai pada lengan kita.

Bagaimana dengan masa depan, dapatkah engkau memikirkan munculnya sesuatu yang bisa membuatmu memberontak, atau membuang bendera lama demi melayani kapten lain? Kami kira tidak. Jika hidup ini lama — Ia tidak berubah.

Jika kita miskin — hal apa yang lebih baik daripada memiliki Kristus yang dapat membuat kita kaya? Ketika kita sakit, apa lagi yang kita inginkan selain Yesus menyiapkan tempat tidur dalam kesakitan kita? Ketika kita meninggal, bukankah tertulis bahwa “baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita!" [Roma 8:38-39] Kita berkata bersama Petrus, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?” [Yohanes 6:68]

Renungan Pagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon). Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan. Kirim perbaikan.

Refleksi Untuk Kita Semua

Renungan kali ini Charles H. Spurgeon mengingatkan kita kembali akan pertanyaan yang Yesus tanyakan tidak hanya kepada murid-murid-Nya kala itu, tetapi juga untuk kita yang adalah pengikut-pengikut-Nya hari ini. Apakah kamu tidak mau pergi juga?

Pertanyaan ini sederhana tetapi sangatlah menantang – menusuk tepat di titik nadi kita. Kristus ingin melihat motifasi kita – apa yang sedang kita cari di dalam Dia. Dia ingin kita membawa pertanyaan sederhana ini setiap harinya di dalam kehidupan kita dan Dia ingin meneguhkan dan memurnikan panggilan kita di dalam Diri-Nya.

Bawasannya kita tidak dapat dengan sungguh-sungguh mengikut Dia tanpa kasih karunia yang dari pada-Nya. Bahwa kehidupan yang lama itu perlu dilepaskan untuk menerima kehidupan yang baru serta motifasi yang baru di dalam Dia – Pada saat seseorang menjadi orang Kristen, ia menjadi orang yang hatinya sama sekali baru. Ia tidak lagi seperti dahulu. Ia mulai menempuh hidup yang baru (2 Kor 5:17 FAYH).

Kita tidak dapat menghindar dari setiap tantangan dan ujian yang kita temui disetiap hari – kerap kali membawa kita sampai ke titik paling rendah, di titik paling rendah itu pula sering kali “Allah seperti masih berdiam diri melihat kita” di dalam keadaan itu.

Kita seperti berjalan seorang diri yang tanpa arah dan tujuan – orang-orang biasa yang dipakai oleh-Nya di dalam kitab sucipun melewati hal yang sama. Mereka masuk ke dalam hidup yang penuh tantangan, mereka masuk ke dalam ujian-ujian-Nya, sebut saja Abraham, Yusuf, Ayud dan masih banyak lagi. Allah mengijinkan itu untuk meneguhkan dan mematangkan akan iman mereka.

Dia rindu mereka mengalami Dia – mereka memiliki kisah yang hidup bersama dengan Dia dan Dia juga rindu mereka memiliki sudut pandang yang baru tentang Allah mereka. Ayub setelah melewati akan malam yang gelap dari api kasih itu dia mendapat sudut pandang baru serta menyimpulkan akan perjalanan imannya dengan mengatakan “(Namun kita aku berkata) “aku telah mendengar Engkau dari orang lain, tetapi sekarang aku sendiri telah melihat dan memandang Engkau” (Ay 42:5).

Allah membawa mereka masuk ke dalam satu kehidupan yang bagi orang-orang dunia tidak menentu dan gelap, tetapi bagi-Nya ada cahaya kemuliaan yang menanti pengikut-pengikut-Nya diujung sana.

Yusuf setelah melewati hari-hari dan kejadian-kejadian yang ia alami, ia sampai pada satu kesimpulan berpikir yang agung tentang Allah yang melampaui akan konsep berpikir manusia yang hidup sesudahnya dengan mengatakan “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kej 50:20).

Sesekali Allah tidak mengecewakan kita – jika kita diuji dan berada di dalam tantangan serta kesulitan hidup, semua itu untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan nama-Nya. Ia sedang mempertajam akan mata batiniah kita dan meneguhkan kembali diri-Nya di dalam diri kita.

Belas kasih-Nya menopang kita setiap saat – belas kasih-Nya membuat diriNya memperhatikan kita sampai pada kebutuhan yang paling kecil. Engkau memberi sukacita kepada yang berdukacita dan kepada yang berbeban berat Engkau memberi kesanggupan kepadanya untuk dapat menaikkan pujian bagi-Mu (Tulis A.W Tozer di dalam bukunya; “Mengenal Allah Yang Maha Kudus

Hingga akhirnya iman yang sederhana ini berakar dan bertumbuh dengan diiringi oleh – apakah kamu juga tidak mau pergi? – kita tidak dapat lagi pergi karena telah mengecap akan kehidupan yang memuaskan dan sukacita di dalam Dia.

Bacaan perikop di atas versi aslinya memakai terjemahan TB sedangkan versi BIMK dan FAYH merupakan tambahan penulis.

Posting Komentar untuk "Ayat Alkitab - Renungan Harian; Yohanes 6:67 (Charles H. Spurgeon)"