Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspiratif Kristen Tentang Kesetiaan - John Huss 1369-1415

 

Kisah Inspiratif Kristen Tentang Kesetiaan - John Huss 1369-1415

Inilah penghiburan Kekristenan “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu” (Yoh 15:18-20).

Di dalam rentang sejarah Allah terus membangkitkan dan memakai orang-orang biasa yang penuh penyerahan diri kepada-Nya untuk menggentarkan akan dunia ini. Allah memperlengkapi mereka dengan hikmat, kuasa dan kepandaian untuk membongkar akan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman-Nya.

Jika kita berkata dasar pijakan atau pedoman hidup kita adalah kitab Suci, maka nilai-nilai yang sama pula yang akan dihidupi. Baik di dalam hati, pikiran dan tindakan-tindakan nyata kita bahkan lebih jauh kepada setiap ajaran-ajaran kita.

Paham yang kita anut perlu dikembalikan dan alkitab menjadi acuan benar-tidaknya paham itu. Kisah John Huss dibawah ini menyadarkan kita bahwa ada harga yang harus di bayar. Bawasannya John Huss tidak sedang memperkenalkan dirinya, tetapi ia sedang memperkenalkan akan Kristus yang adalah Tuhannya.

Ia melakukan ini semua karena Kristus, untuk Kristus dan untuk kemuliaan nama-Nya. Apa yang dikatakan oleh Martin Luther dan John Wesley dan Charles Spurgeon mewakili hal ini “ saya berdoa agar anda meninggalkan nama saya, jangan menyebut diri kalian Lutheran, melainkan Kristus” – “saya harap nama Methodist tidak pernah disebutkan lagi hilang terlukan untuk selama-lamanya dan Kiranya Kristus yang tetap hidup sepanjang sejarah” – “saya berkata tentang Baptist biarlah itu binasa, namun biarlah nama Kristus sendiri yang tetap ada untuk selama-lamanya. Saya menanti-nantikan dengan penuh sukacita hari ketika tidak ada lagi orang-orang “Baptist”.

Saya kira John Huss-pun memiliki kerinduan yang sama agar orang-orang mengenal Kristus yang benar di dalam kitab Suci dan membuat Dia semakin dikenal di bumi ini, walaupun tantangan dan taruhannya adalah nyawa mereka.

Kisah John Huss

John Huss dilahirkan di Hussenitz; Bohemia, pada 1369. Ia belajar teologi di Universitas Prague, ditahbiskan sebagai imam, dan diangkat sebagai pengkhotbah di kapel Bethlehem di Prague pada 1402. Pada 1409, Huss dijadikan rektor Universitas itu.

Huss sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Wycliffe, terutama penolakannya terhadap dasar Alkitabiah otoritas paus atas gereja; penekanannya bahwa Alkitab merupakan otoritas yang tertinggi dalam semua masalah gereja; penekanannya pada reformasi ekstensif dalam hal kekayaan, korupsi, dan penyelewengan Gereja Roma; penyangkalannya terhadap doktrin transubstansi gereja, yang adalah doktrin yang mengatakan bahwa roti komuni dan anggur menjadi tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus yang aktual ketika imam berdoa atasnya meskipun penampilannya masih tetap sama.

Dan argumennya bahwa orang-orang Kristen harus memiliki Alkitab dalam bahasa mereka sendiri sehingga mereka bisa membaca sendiri. Pada saat itu semua Alkitab memakai bahasa Latin dan hanya digunakan oleh imam; beberapa Alkitab yang digunakan untuk kebaktian dirantai di mimbar sehingga tidak bisa dikeluarkan dari bangunan itu untuk digunakan oleh orang awam.

Huss tidak hanya percaya pada doktrin Wycliffe, tetapi mulai mengajarkannya dari mimbar gerejanya dan di universitas. Dengan melakukannya, tidak ada jalan untuk menghindar dari perhatian Paus dan para pendukungnya, yang ditentang oleh Huss dengan keras dan kuat.

Uskup Agung Gereja Roma di Prague, menyadari bahwa kaum reformis, seperti julukan mereka pada saat ini, makin hari makin meningkat jumlahnya. Oleh karena itu mereka mengeluarkan keputusan untuk menekan penyebaran tulisan Wycliffe yang lebih luas.

Namun, hal ini memiliki dampak yang berbeda dari hal yang ia harapkan sebab justru mendorong para pendukung Wycliffe dan Huss untuk meningkatkan usaha mereka sampai setiap orang di universitas bersatu untuk menyebarkan ajaran itu sejauh mungkin.

Oleh karena ia sangat setuju dengan doktrin Wycliffe, Huss menentang keputusan Uskup Agung secara pribadi dan dari mimbar. Kemudian Uskup Agung mendapatkan dokumen resmi dari Paus dan memberikan kuasa kepadanya untuk menghentikan setiap orang yang menerbitkan doktrin Wycliffe di wilayahnya.

Setelah menerima bulla Paus, Uskup Agung segera mengutuk tulisan Wycliffe dan memerintahkan setiap orang yang memiliki tulisan semacam itu untuk menyerahkan kepadanya.

Ketika empat doktor ilmu ketuhanan tersebut tidak mau melakukannya, ia mengeluarkan keputusan bahwa mereka dilarang untuk berkhotbah di jemaat mana pun. Huss dan keempat anggota universitas tersebut memprotes keputusan itu dan memohon banding kepada Uskup Agung.

Ketika Paus mendengar hal ini, ia menugaskan Kardinal Colonna untuk memanggil John Huss ke Roma dan menjawab tuduhan bahwa ia mengkhotbahkan hal yang menyimpang dan kebidatan.

Atas permintaan Huss, Raja Winceslaus dan istrinya, beberapa bangsawan tertentu, serta para pemimpin universitas, meminta agar Paus membatalkan kemunculan pribadi Huss di Roma, dan agar Paus tidak mengizinkan seorang pun di Bohemia untuk dituduh bidat serta untuk mengizinkan semua imam di Bohemia untuk memberitakan Injil dengan bebas di gereja mereka masing-masing.

Tiga wakil Dr. Huss muncul mewakilinya di depan Kardinal Collona untuk menjelaskan mengapa ia tidak bisa hadir dan berkata bahwa mereka bisa menjawab semua pertanyaan untuk mewakilinya.

Namun, Kardinal menyatakan bahwa Huss bandel dan tidak taat, lalu segera mencabut hak-hak keanggotaan gerejanya lebih lanjut dengan mengucilkannya. Wakil Huss memohon kepada Paus, yang menugaskan empat Kardinal untuk meninjau proses itu.

Kardinal itu bukan hanya meneguhkan hukuman Huss, melainkan juga memperluas pengucilan mencakup semua teman dan pengikut Huss, termasuk keempat wakilnya itu.

Huss memohon banding atas hukuman itu, tetapi tidak ada gunanya, dan karena ia tidak bisa lagi berkhotbah di Kapel Bethlehem di Prague, ia pensiun dan kembali ke kota asalnya di Hussenitz, tempat ia melanjutkan mengajarkan doktrinnya yang baru dari mimbar dan dalam tulisan.

Selama waktu itu ia menulis banyak surat dan khotbah yang panjang saat ia menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki otoritas untuk melarang seseorang untuk membaca buku-buku yang ditulis reformator seperti Wycliffe.

Ia juga menulis buku-buku untuk menentang paus, kardinal, dan imam yang rusak secara moral. Argumen Huss secara Alkitabiah sehat dan kuat serta meyakinkan banyak orang bahwa ia benar.

Pada bulan November 1414, konsili diadakan di Constance, Jerman, dengan tujuan untuk mengakhiri skisma di Gereja Roma yang telah mengakibatkan munculnya tiga paus yang saling bersaing. Konsili itu diadakan bersama oleh orang yang mengaku sebagai paus resmi Yohanes XXIII karena desakan Kaisar Roma yang Kudus Sigismund.

Selama proses, konsili menyatakan dirinya sendiri lebih unggul daripada keputusan paus dan menyingkirkan dua paus, Yohanes XXIII dan Benediktus XIII lalu meminta paus ketiga, Paus Gregorius XII, melepaskan jabatannya. Mereka kemudian memilih paus yang baru, Martin V.

Sebelum mereka menangguhkan konsili pada 1418, konsili itu juga menyatakan bahwa konsili umum, yang memiliki kekuasaan lebih tinggi daripada paus, akan bertemu secara regular untuk menentukan kebijakan dan doktrin gereja. Namun, ketika Konsili Basel diadakan pada 1431-1437, Paus menyatakan konsili itu bidat dan meneguhkan kembali keunggulan Gereja Roma mengatasi konsili semacam itu.

Akhirnya, usaha konsili untuk mengadakan reformasi pada Gereja Roma tidak banyak hasilnya; moral yang rusak dan korupsi terus berlanjut.

John Huss telah diundang untuk menghadiri Konsili Constance dan dijamin akan mendapat perlakuan yang baik oleh Kaisar Sigismund. Meskipun demikian, tuduhan bidat tetap diberikan kepadanya dan disampaikan kepada Paus serta anggota konsili.

Segera setelah Huss tiba di Constance, sekitar bulan Januari 1415, ia ditangkap serta dikurung di ruangan istana. Ketika teman-teman Huss menunjukkan kepada konsili bahwa itu merupakan pelanggaran hukum serta sumpah Kaisar yang menjaminnya aman, Paus menjawab bahwa secara pribadi ia tidak pernah memberikan jaminan keamanan serta ia tidak terikat dengan apa pun yang telah dikatakan Kaisar.

Ketika imbauan diberikan kepada Kaisar Sigismund berdasarkan sumpahnya bahwa ia menjamin keamanan Huss, ia menolak untuk ikut campur untuk melindungi Huss. Hal itu belakangan menimbulkan kedukaan yang lebih besar kepada Kaisar ketika ia menjadi raja Bohemian pada 1419 dan terlibat dalam Perang Huss yang menghancurkan.

Oleh karena tidak ada penyidik Gereja Roma untuk memeriksa Huss, konsili itu sendiri menjalankan fungsi tersebut. Dalam kebodohan mereka, mereka pertama-tama mencela John Wycliffe yang telah mati pada 1384 dan memerintahkan agar mayatnya digali, dibakar menjadi abu, dan abunya dibuang ke Sungai Rhine.

Ketika Huss dibawa ke hadapan mereka, mereka membaca 45 artike1 yang menentangnya, yang kebanyakan diambil dari tulisan-tulisannya dan sebagian besar darinya sudah diputarbalikkan untuk membuktikan tuduhan mereka. Terhadap tuduhan itu, Huss menjawab: “Saya memohon kepada Paus, yang te1ah meninggal sebelum permohonan banding saya diputuskan, jadi pada saat itu saya memohon banding kepada penggantinya, Paus Yohanes XXIII.

Namun, karena saya tidak diizinkan untuk membela kasus saya selama lebih dari dua tahun, saya memohon pada hakim agung Yesus Kristus.”

Pengadilan terhadap John Huss

Ketika John Huss selesai berbicara, para penyidiknya mendesak untuk mengetahui apakah ia telah menerima “absolusi dari Paus atau tidak. Ia menjawab, “Tidak.”
Kemudian konsili bertanya apakah sah memohon banding kepada Kristus atau tidak.

Terhadap pertanyaan itu, ia menjawab, “Dengan tulus saya berkata di depan kamu semua bahwa tidak ada permohonan banding yang lebih adil atau efektif daripada permohonan yang dilakukan kepada Kristus. Sebab hukum mengatakan bahwa memohon banding berarti meminta kepada hakim yang lebih tinggi untuk membenarkan kesalahan yang dilakukan kepadamu oleh hakim yang lebih rendah.

Saya bertanya kepadamu, siapa hakim yang lebih tinggi daripada Kristus? Siapa yang bisa menghakimi mereka dengan benar dan sesuai hukum, atau yang lebih adil serta tidak pandang bulu? Tidak ada kebohongan dalam Kristus dan Dia tidak bisa dibohongi, jadi siapa yang bisa membantu orang yang malang dan tertindas lebih baik daripada Dia?”

Sementara Huss berbicara ia ditertawakan dan diejek oleh semua anggota konsili, yang kemudian menjadi sangat marah mendengar kata-katanya dan memutuskan bahwa ia harus dibakar.

Tujuh orang maju ke depan dan memerintahkan kepada Huss untuk menaruh pakaian imamnya dan ia lakukan. Mereka kemudian mulai menghina dan mengejeknya pada saat mereka melepaskan pakaian imam darinya satu demi satu.

Pada satu sisi mereka berdebat bagaimana mereka seharusnya menanggalkan mahkota yang diukir di kepalanya, Huss memberi komentar, “Aku heran sekalipun kamu semua memiliki pikiran yang kejam, kamu tidak bisa mencapai kesepakatan tentang bagaimana me1akukan kekejaman ini.”

Uskup memutuskan bahwa mereka akan memotong mahkota di kepalanya dengan gunting besar, yang kemudian mereka lakukan. Kemudian pada kepalanya yang berdarah mereka menempatkan topi kertas Uskup yang memiliki gambar roh-roh jahat dan kata-kata, “biang ke1adi bidat.”

Ketika Huss melihat itu, ia berkata, “Demi diriku, Tuhan Yesus Kristus memakai mahkota duri, jadi demi Dia mengapa aku tidak mengenakan mahkota terang ini meskipun ini merupakan hal yang memalukan.”

Ketika Uskup mengenakan penutup kepala dari kertas di kepala Huss, ia berkata, “Sekarang kami menyerahkan jiwamu kepada neraka.” Huss mengangkat matanya ke surga dan berkata, “Namun, aku menyerahkan ke dalam tangan-Mu, O Tuhan Yesus Kristus, rohku yang telah Engkau tebus.”

Huss kemudian dituntun melewati api unggun tempat mereka membakar buku-bukunya dan diikat di tiang dengan rantai. Ketika pelaksana eksekusi melingkarkan rantai ke sekeliling tubuhnya, Huss tersenyum dan berkata, “Tuhanku Yesus Kristus diikat dengan rantai yang lebih kuat daripada ini demi aku, jadi mengapa aku harus malu dibelenggu dengan rantai yang berkarat ini?”

Ikatan kayu ditumpuk sampai ke lehernya kemudian Duke of Bavaria berusaha membuatnya menyangkal ajarannya. Huss menjawab, “Tidak, aku tidak pernah mengkhotbahkan doktrin yang jahat dan hal yang kuajarkan dengan bibirku aku meteraikan dengan darahku.”

Ketika berkas kayu api dinyalakan dan nyala api menyelubunginya, Huss menyanyikan himne begitu keras dan penuh sukacita sehingga suaranya bisa terdengar mengatasi bunyi kayu yang terbakar dan suara orang banyak yang menonton ia dibakar.

Namun, segera suaranya berhenti ketika nyala api itu mencapai tenggorokan dan wajahnya, dan ia tertelungkup ke depan bersandar pada rantainya.

Dengan kebodohan lebih lanjut para uskup dengan teliti mengumpulkan abu Huss dan membuangnya ke Sungai Rhine supaya tidak ada sisa Huss yang masih tetap ada di bumi. Namun, mereka tidak bisa menghapuskan kenangan akan ia atau ajarannya dari pikiran para pendukungnya dengan siksaan, api atau air.

Melalui mereka, kenangan akan ia dan ajarannya akan terus dihormati serta tersebar lebar dan luas. Setelah mati, Huss memberikan ancaman lebih besar pada Gereja Roma dari pada saat hidup.

Melalui kematiannya lahir kelompok Huss yang merupakan pembaru agama di Ceko yang mengikuti ajarannya. Mereka membentuk inti gerakan nasional di Bohemia dan Moravia setelah kematiannya pada 6 Juli 1415.

Hukuman Huss atas kebidatan pada Konsili Constance dan eksekusinya meskipun telah dijamin aman oleh Kaisar Romawi yang Kudus Sigismund, dipandang oleh rakyat Ceko sebagai penghinaan nasional. Itu merupakan penghinaan yang tidak pernah dilupakan banyak orang dan hal itu menyebabkan terjadinya Perang Huss.

Disadur dari ini

Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif Kristen Tentang Kesetiaan - John Huss 1369-1415"