Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 165; 20 Maret 2023
Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar (2 Tim 3:16 FAYH).
Halo teman-teman selama setahun kedepan – dimulai dari hari ini saya
akan memposting pembacaan alkitab secara kronologis. Daftar bacaan ini akan
disusun secara berurutan menurut peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
alkitab. Oh ya, penentuan urutan ini di dasarkan pada beberapa hasil penelitian
atau usaha beberapa orang yang memberi waktu secara khusus untuk menelitinya
dan inilah hasilnya.
Tujuan dari membaca alkitab secara berurutan adalah untuk menolong kita
melihat lebih dekat akan peristiwa-peristiwa yang terjadi serta menolong kita
lebih memahami dan mengerti akan konteks sejarah yang melatarbelakangi sebuah
kisah dan menghubungkannya dengan catatan peristiwa-peristiwa yang saling
terkait, misalkan Mazmur, Doa, Nubuatan-Nubuatan, Surat-Surat dan sebagainya di
dalam Kitab Suci.
Sebagai contoh ketika kita membaca kisah Daud dan Batsyeba dalam 2
Samuel, kita juga akan dibawah untuk membaca juga catatan peristiwa yang serupa
di dalam kitab 1 Tawarikh. Dan di hari berikutnya kita akan membaca kitab
Mazmur yang ditulis Daud yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Menarik
bukan!
Ayo mari bersama-sama membuat satu resolusi sederhana untuk menyelesaikan
membaca seluruh bagian alkitab selama setahun kedepan. Kita hanya perlu
meluangkan waktu 15 – 20 menit setiap harinya untuk membaca beberapa bagian
yang sudah ditentukan dan saya dengan senang hati akan membagikannya setiap
harinya di dalam blog ini.
Beberapa hal atau keuntungan yang dapat kita rasakan dan nikmati ketika
membaca alkitab secara berurutan adalah;
-
Letak
kitab Ayub di dalam susunan alkitab yang kita pakai saat ini (cetakan LAI) di
urutan ke delapan belas, namun ketika kita membaca alkitab secara kronologis
maka kita Ayub akan kita baca di awal.
-
Kita
akan mengetahui bagian-bagian yang sejajar di dalam sejarah Perjanjian Lama,
hal ini akan menolong kita untuk mudah memahami kisahnya secara utuh.
-
Menolong
kita untuk mengetahui akan penyebaran bagian-bagian dari Mazmur dan kitab
nabi-nabi kecil yang luas secara berurutan.
-
Kita
juga akan ditolong untuk lebih mengetahui dan memahami bagian-bagian yang
sejajar di dalam keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan di
dalam surat-surat lainnya.
Ok Selamat Menikmati – Pembacaan Hari Ke 165 Di Dalam Kidung
Agung 1:1-17; Kidung Agung 2:1-17; Kidung Agung 3:1-11; Kidung Agung 4:1-16;
Kidung Agung 5:1-16; Kidung Agung 6:4-13; Kidung Agung 7:1-13; Kidung Agung
8:1-14
Kidung Agung 1:1-17
Kidung agung dari Salomo.
Mempelai Perempuan Dan Puteri-Puteri Yerusalem
— Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat
dari pada anggur, harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu,
oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! Sang raja
telah membawa aku ke dalam maligai-maligainya. Kami akan bersorak-sorai dan
bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur!
Layaklah mereka cinta kepadamu!
Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti
kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma. Janganlah kamu perhatikan
bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah
kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku
sendiri tak kujaga.
Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan
domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari.
Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba
teman-temanmu? — Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah
jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para
gembala.
Mempelai Laki-Laki Dan Mempelai Perempuan Puji-Memuji
— Dengan kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau,
manisku. Moleklah pipimu di tengah perhiasan-perhiasan dan lehermu di tengah
kalung-kalung. Kami akan membuat bagimu perhiasan-perhiasan emas dengan
manik-manik perak.
— Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku. Bagiku
kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku. Bagiku
kekasihku setangkai bunga pacar di kebun-kebun anggur En-Gedi. — Lihatlah,
cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
— Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh sejuk
petiduran kita. Dari kayu aras balok-balok rumah kita, dari kayu eru papan
dinding-dinding kita.
Kidung Agung 2:1-17
Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. — Seperti
bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis. —
Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di
antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi
langit-langitku.
Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta.
Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab
sakit asmara aku.
Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kusumpahi
kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di
padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
Di Pintu Mempelai Perempuan
Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas
gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit. Kekasihku serupa kijang,
atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil
menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi.
Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku,
marilah! Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan
sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi
tekukur terdengar di tanah kita.
Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah,
manisku, jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian
lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab
merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang
merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga! Kekasihku
kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah
bunga bakung.
Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah,
kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas
gunung-gunung tanaman rempah-rempah!
Kidung Agung 3:1-11 Impian Mempelai Perempuan
Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi
tak kutemui dia. Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan
di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui
dia.
Aku ditemui peronda-peronda kota. "Apakah kamu melihat jantung
hatiku?" Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku;
kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke kamar
orang yang melahirkan aku.
Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi
rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta
sebelum diingininya!
Iring-Iringan Mempelai
Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan
asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi
dari pedagang?
Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari
antara pahlawan-pahlawan Israel. Semua membawa pedang, terlatih dalam perang,
masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.
Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon. Tiang-tiangnya
dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu,
bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem,
puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota
yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari
kesukaan hatinya.
Kidung Agung 4:1-16 Mempelai Laki-Laki Memuji Mempelai
Perempuan
Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan
merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang
bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari
tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. Bagaikan
seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima
pelipismu di balik telekungmu.
Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu
perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. Seperti dua anak
rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di
tengah-tengah bunga bakung.
Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin
pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. Engkau cantik sekali, manisku, tak
ada cacat cela padamu.
Turunlah kepadaku dari gunung Libanon, pengantinku, datanglah kepadaku
dari gunung Libanon, turunlah dari puncak Amana, dari puncak Senir dan Hermon,
dari liang-liang singa, dari pegunungan tempat macan tutul!
Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati
dengan satu kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu. Betapa
nikmat kasihmu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu dari pada anggur,
dan lebih harum bau minyakmu dari pada segala macam rempah.
Bibirmu meneteskan madu murni, pengantinku, madu dan susu ada di bawah
lidahmu, dan bau pakaianmu seperti bau gunung Libanon. Dinda, pengantinku,
kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai.
Tunas-tunasmu merupakan kebun pohon-pohon delima dengan buah-buahnya
yang lezat, bunga pacar dan narwastu, narwastu dan kunyit, tebu dan kayu manis
dengan segala macam pohon kemenyan, mur dan gaharu, beserta pelbagai rempah
yang terpilih. O, mata air di kebun, sumber air hidup, yang mengalir dari
gunung Libanon!
Kedua Mempelai Saling Menyapa
— Bangunlah, hai angin utara, dan marilah, hai angin selatan, bertiuplah
dalam kebunku, supaya semerbaklah bau rempah-rempahnya! Semoga kekasihku datang
ke kebunnya dan makan buah-buahnya yang lezat.
Kidung Agung 5:1-16
— Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan
rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku.
Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!
Kerinduan Mempelai Perempuan
Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk.
"Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku
penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"
"Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi?
Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?" Kekasihku
memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur;
bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu. Kekasihku
kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku
ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak
disahutnya.
Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya,
selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok. Kusumpahi kamu, puteri-puteri
Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan
kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!
Mempelai Perempuan Memuji Mempelai Laki-Laki Di
Hadapan Puteri-Puteri Yerusalem
— Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di
antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga
kausumpahi kami begini? — Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata
di antara selaksa orang.
Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti
gagak.
Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk
pada kolam yang penuh. Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak
rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur.
Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari
gading, bertabur batu nilam. Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu
pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti
pohon-pohon aras. Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik.
Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.
Kidung Agung 6:4-13 Mempelai Laki-Laki Memuji Mempelai
Perempuan
Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem,
dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. Palingkanlah matamu dari padaku,
sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang
bergelombang turun dari Gilead.
Gigimu bagaikan kawanan domba, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang
beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. Bagaikan belahan buah delima
pelipismu di balik telekungmu.
Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak
terbilang banyaknya. Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku,
satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya;
puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan
selir-selir memujinya.
"Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan
bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?"
Ke kebun kenari aku turun melihat kuntum-kuntum di lembah, melihat apakah pohon
anggur berkuncup dan pohon-pohon delima berbunga.
Tak sadar diri aku; kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang
bangsawan. Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah,
supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu
seperti melihat tari-tarian perang?
Kidung
Agung 7:1-13
Betapa indah
langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu, puteri yang berwatak luhur!
Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan, karya tangan seniman. Pusarmu seperti
cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum,
berpagar bunga-bunga bakung.
Seperti dua anak rusa
buah dadamu, seperti anak kembar kijang. Lehermu bagaikan menara gading, matamu
bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti
menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.
Kepalamu seperti bukit
Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam
kepang-kepangnya.
Kenikmatan Cinta
Betapa cantik, betapa
jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. Sosok tubuhmu
seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. Kataku: "Aku ingin
memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu
seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.
Kata-katamu manis
bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak
putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Kepunyaan kekasihku aku,
kepadaku gairahnya tertuju. Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di
antara bunga-bunga pacar! Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan
melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya,
apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan
cintaku kepadamu!
Semerbak bau buah
dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan
yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!
Kidung
Agung 8:1-14
O, seandainya engkau
saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila
kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku!
Akan kubimbing engkau
dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu
anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku. Tangan kirinya ada di bawah
kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem:
mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya?
Cinta Kuat Seperti Maut
Siapakah dia yang muncul
dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? — Di bawah pohon apel
kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia
mengandung dan melahirkan engkau.
— Taruhlah aku seperti
meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti
maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api,
seperti nyala api TUHAN!
Air yang banyak tak
dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti
akan dihina.
Mempelai Perempuan Dan Adiknya
— Kami mempunyai seorang
adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat
dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
Bila ia tembok, akan
kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan
palang kayu aras. — Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara.
Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Lebih Bahagia Dari Pada Salomo
Salomo mempunyai kebun
anggur di Baal-Hamon. Diserahkannya kebun anggur itu kepada para penjaga,
masing-masing memberikan seribu keping perak untuk hasilnya. Kebun anggurku, yang punyaku
sendiri, ada di hadapanku; bagimulah seribu keping itu, raja Salomo, dan dua
ratus bagi orang-orang yang menjaga hasilnya.
Kedua Mempelai Bersahut-Sahutan
— Hai, penghuni kebun, teman-teman memperhatikan suaramu, perdengarkanlah itu kepadaku! — Cepat, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah.
Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 165; 20 Maret 2023"